Botol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Botol
Beberapa jenis botol

Botol (Bahasa Inggris: bottle) atau gendul (dr bahasa jawa;sunda) adalah tempat penyimpanan dengan bagian leher yang lebih sempit daripada badan dan "mulut"-nya. Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau aluminium, dan digunakan untuk menyimpan cairan seperti air, susu, kopi, minuman ringan, bir, anggur, obat, sabun cair, tinta, dll. Botol dari plastik biasanya dibuat secara ekstrusi.

Alat yang digunakan untuk menutup mulut botol disebut tutup botol (eksternal) atau sumbat (internal). Selain itu botol dapat juga ditutup dengan cara segel induksi.

Sejarah Botol[sunting | sunting sumber]

Kaca pertama kali muncul sekitar 7000 SM Manik yang terbuat dari kaca alami seperti obsidian, batu kristal, batu akik, atau onyx. Botol gelas pertama diproduksi sekitar 1500 SM. Botol dari kaca pertama kali ditemukan pada 7000 SM, tepatnya, tak lama setelah metode kaca ditemukan oleh bangsa Venesia. Akan tetapi, penggunaan botol kaca ini dikenal masyarakat sekitar 3000 SM. Penggunaan botol kaca saat itu sebagai pengganti kendi penyimpanan anggur dan air, juga penggunaan tembikar. Namun, botol kaca tersebut belum terlalu banyak digunakan oleh masyarakat karena proses pembuatannya masih terbatas.[1]

Botol kaca Amerika dan industri kaca jar lahir pada tahun 1600-an ketika pemukim di Jamestown membangun tungku peleburan kaca pertama. Botol kaca yang mahal sebagai industri mengandalkan peniupan kaca individu.

Pada 1862, seorang metalurgis, Alexander Parkes, menemukan botol plastik pertama. Bahan botol plastik yang ditemukan oleh Parkes berasal dari selulosa yang bernama parkesine. Penemuan itu diklaim oleh Parkes sebagai penemuan yang memiliki harga bahan baku yang lebih murah dibandingkan dengan karet. Akan tetapi, menjelang akhir abad ke-19, harga bahan baku plastik mulai meninggi. Hal itu mengakibatkan penemuan Parkes urung dikembangkan.

Pada akhir abad ke-19, pengembangan termoplastik dilakukan oleh John Wesley Hyatt. Termoplastik berbahan dasar campuran asam sulfat, asam nitrat, dan kertas tisu. Pada tahun 1907, seorang ahli kimia bernama Leo Baekland menemukan sejenis plastik yang dapat membantu proses pembuatan senjata. Jenis plastik tersebut dinamakan Bakelite. Masuk abad ke-20, plastik dengan bahan akrilik, nilon, SBR, neoprene, serta polietilen terus berkembang dan digunakan di berbagai sektor industri.

Pada 1970, pertama kali digunakan botol plastik dengan bahan yang aman untuk tubuh. Botol plastik ini digunakan untuk minuman bersoda. Pada 1977 standardisasi keamanan botol plastik mulai dibuat dengan membubuhkan label PET sesuai dengan penggunaannya.[1]

Jenis-jenis botol[sunting | sunting sumber]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Nostalgia, Potongan. "Penemuan Botol untuk Industri Minuman di Dunia". Kumparan. Diakses tanggal 2021-06-29. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]